Kreatif Mengurangi Pengangguran dan Menambah Pemasukan dengan Berdagang Ala Matematika
Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah
penduduk menempati urutan ke 4 dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat
pada tahun 2010. Berdasarkan catatan BKKBN pusat tahun 2011 lalu, jumlah penduduk Indonesia
mencapai 241 juta jiwa. Diperkirakan akhir tahun 2012 mendatang jumlah penduduk
Indonesia akan mencapai 245 juta jiwa.
Banyaknya penduduk Indonesia yang tidak diimbangi dengan bertambahnya
lapangan pekerjaan menyebabkan semakin banyaknya pengangguran. Berdasarkan Berita Resmi Statistik No. 33/05/Th. XV, 7 Mei
2012, jumlah pengangguran di Indonesia tercatat sebanyak 7,6 juta jiwa.
Sehingga, masyarakat Indonesia khususnya generasi muda dituntut untuk mengembangkan salah satu
nilai dari pendidikan karekter, yaitu kreatif. Kreatif yang dimaksud adalah,
yang utama yaitu membuat pekerjaan untuk dirinya sendiri dan lebih dari itu,
menciptakan lapangan kerja untuk orang lain. Secara garis besar, kreatif dapat
diartikan dengan menciptakan sesuatu yang baru. Kreatif yang akan di bahas dalam
tulisan ini adalah kreatif dalam hal mengurangi pengangguran dan menambah
pemasukan melalui bisnis perdagangan. Dalam ilmu ekonomi, bisnis perdagangan adalah
suatu organisasi yang menjual atau beli barang atau jasa kepada konsumen atau
bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba.
Berdagang dapat di lakukan oleh siapa saja. Mulai dari
anak sekolah, mahasiswa, sampai orang tua. Anak sekolah dan mahasiswa biasanya
berdagang melalui koperasi. Ibu-ibu PKK pun kebanyakan juga memiliki koperasi.
Berdagang dapat dilakukan dalam skala kecil maupun skala besar. Untuk skala
kecil berdagang biasanya dilakukan secara individu, seperti mendirikan warung,
berdagang makanan di pinggir jalan, dll. Untuk Skala besar, berdagang dapat
dilakukan di toko-toko besar atau swalayan dengan mempekerjakan beberapa
karyawan.
Kegiatan
jual beli ini sangat menguntungkan. Selain menambah pemasukan, tentunya akan
mengurangi pengangguran. Namun, kebanyakan orang memilih untuk tidak mencoba
bisnis ini karena tidak punya modal dan takut bangkrut. Tetapi untuk saat ini
modal tentunya bukan masalah lagi, karena banyak bank maupun koperasi yang menawarkan
pinjaman modal usahaha. Kalau masalah bangkrut, tentunya sangat mungkin untuk
dilakukan pencegahan. Selain dengan pelayanan yang baik terhadap
konsumen, kebangkrutan dapat dihindari dengan ilmu matematika. Melalui ilmu ini
penjual akan dapat menentukan laba, membuat diskon dan menentukan untung rugi
dalam melakukan penjualan barang. Rumus-rumus tersebut antara lain:
a)
Laba
Sebelum
melakukan penjualan, penjual ber hak menentukan berapa persen
laba yang ingin mereka
dapatkan. Namun, jangan mengambil laba terlalu banyak, karena hal ini akan
mempengaruhi ketertarikan konsumen untuk membeli barang di tempat tersebut.
Menentukan laba dapat dilakukan melalui kesepakatan dengan pedagang lain untuk
barang-barang tertentu, seperti sembako. Namun untuk barang-barang seperti
sepatu, tas, baju, atau barang buatan sendiri, kita akan lebih bebas menentukan
laba. Jika menghendaki laba yang lebih banyak lagi, disarankan untuk membeli
barang yang akan dijual dalam jumlah besar. Laba dapat di hitung dengan rumus:
Laba = % laba yang akan diambil x
harga pembelian atau biaya pembuatan.
Cotoh:
1) Ibu
Ani membeli sepatu dengan harga Rp 100.000,00. Sepatu tersebut nantinya akan
dijual lagi di tokonya. Ibu Ani menghendaki untung 25% dari harga belinya. Maka,
yang harus dilakukan Ibu Ani adalah menghitung berapa rupiah laba tersebut
dengan menggunakan rumus di atas, seperti berikut:
Laba
= % laba yang akan diambil x harga beli
= 25% x Rp
100.000,00
= Rp 25.000,00
Jadi,
harga jual nya = harga beli + laba
= Rp
100.00,00 + Rp 25.000,00
= Rp 125.000,00
Sehingga,
jika Ibu Ani menginginkan laba 25%, maka sepatu tersebut harus dijual dengan
harga Rp 125.000,00.
2)
Contoh yang ke dua adalah
perhitungan laba yang biasa digunakan oleh masyarakat awam. Mereka lebih sering
menghendaki menghitung berapa rupiah untung yang akan diambil dari pada berhitung
menggunakan persen. Dalam kasus ini, pedagang membeli barang dalam jumlah
banyak dan ingin menentukan berapa harga penjualan setiap barang agar
memperoleh laba yang diinginkan. Contoh:
Seorang pedagang
membeli 20 buah boneka dengan harga Rp 400.000,00. Pedagang tersebut
menghendaki untung sebesar Rp 80.000,00. Namun, Ia bingung menentukan harga
jual setiap 1 boneka.
Untuk kasus seperti di
atas, pertama-tama kita tentukan harga jual keseluruhan boneka beserta labanya.
Harga
penjualan seluruhnya = harga beli + laba
= Rp 400.000,00 + Rp
80.000,00
= Rp 480.000,00
Setelah itu, tentukan
harga jual setiap barang, dengan rumus:
Harga jual setiap barang = harga
penjualan seluruhnya : jumlah barang
= Rp 480.000,00 : 20
= Rp 24.000,00
Jadi, jika pedagang
tersebut menginginkan laba sebesar Rp 80.000,00, maka ia harus menjual setiap
boneka dengan harga Rp 24.000,00
b)
Diskon
Diskon
adalahh......................................................
c)
Untung
dan Rugi
Setiap
hari atau setiap satu minggu sekali pedagang diharuskan menghitung untung dan
rugi dalam kurun waktu tersebut. Hal ini dilakukan
untuk mengantisipasi adanya kerugian yang disebabkan oleh kesalahan-kesalahan
yang tidak disadari. Jika terjadi
kesalahan yang berkelanjutan, maka pedagang akan mengalami banyak kerugian.
Cara menghitung untung dan rugi adalah sebagai berikut:
Untung
= harga penjualan – harga pembelian
Rugi =
harga pembelian – harga penjualan
Contoh:
Pak Ari mengeluarkan
modal untuk membuat kue sebesar Rp250.000,00 . kue tersebut berjumlah 5 toples.
Pak Ari menjualnya denganhaga Rp 60.000/ toples. Apakah pak Ari memperoleh keuntungan?
Jawab:
Untuk mengetahui untung atau rugi, maka yang pertama
dilakukan adalah menghitung harga jual seluruh kue.
Harga jual seluruhnya =
Rp 60.000,00 X 5
= Rp
300.000,00
Setelah itu, menghitung
keuntungan. Dalam kasus ini, harga pembelian barang adalah modal yang
dikeluarkan Pak Ari untuk membuat kue.
Keuntungan = Rp
300.000,00 – Rp 250.000
= Rp 50.000,00
Jadi,
keuntungan yang diperoleh Pak Ari adalah
Rp 50.000,00. Tetapi Pak Ari lupa, kalau dalam
memproduksi kue ia memerlukan listrik untuk mengmanggang dan mencampur adonan
kue. Selain itu, Pak Ari juga lupa menghitung biaya transport untuk
memindahkan kue dari rumah produksi ke tokonya. Keseluruhan biaya tersebut
ternyata lebih dari Rp 50.000,00. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Pak Ari
mengalami kerugian.
Dari contoh kejadian di atas, maka
pedagang dituntut untuk cermat dalam melakukan perhitungan. Untuk menentukan
modal, jangan hanya menghitung modal yang terlihat saja. Namun modal tak
terlihat seperti biaya transport, biaya listrik dan biaya untuk gaji karyawanpun harus dimasukkan dalam perhitunag modal.
Jika dikelola dengan benar bisnis
perdagangan merupakan salah satu upaya kreatif untuk memperoleh tambahan
penghasilan dan mengurangi pengangguran. Berbagai pertimbangan dalam menentukan
laba, diskon dan untung rugi dapat dilakukan dengan rumus matematika. Sehingga
jangan takut mengalami kerugian, karena matematika akan membantu dalam
melakukan pertimbangan-pertimbangan untuk menentukan harga barang. Lebih kretif
lagi jika barang yang kita perdagangkan adalah buatan sendiri.
Daftar Pustaka
Subroto,
sugijono. 2002. Matematika untuk SMP
kelas VII. Jakarta: Erlangga
Tempo.com
Disusun oleh : Rita Suryani..
0 komentar :
Posting Komentar