Subscribe:

Pages

Minggu, 28 Oktober 2012

Kreatif Mengurangi Pengangguran dan Menambah Pemasukan dengan Berdagang Ala Matematika

Kreatif Mengurangi Pengangguran dan Menambah Pemasukan dengan Berdagang Ala Matematika

Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk menempati urutan ke 4 dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat pada tahun 2010. Berdasarkan catatan BKKBN pusat tahun 2011 lalu, jumlah penduduk Indonesia mencapai 241 juta jiwa. Diperkirakan akhir tahun 2012 mendatang jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 245 juta jiwa.   Banyaknya penduduk Indonesia yang tidak diimbangi dengan bertambahnya lapangan pekerjaan menyebabkan semakin banyaknya pengangguran. Berdasarkan Berita Resmi Statistik No. 33/05/Th. XV, 7 Mei 2012, jumlah pengangguran di Indonesia tercatat sebanyak 7,6 juta jiwa.
Sehingga, masyarakat Indonesia khususnya generasi  muda dituntut untuk mengembangkan salah satu nilai dari pendidikan karekter, yaitu kreatif. Kreatif yang dimaksud adalah, yang utama yaitu membuat pekerjaan untuk dirinya sendiri dan lebih dari itu, menciptakan lapangan kerja untuk orang lain. Secara garis besar, kreatif dapat diartikan dengan menciptakan sesuatu yang baru. Kreatif yang akan di bahas dalam tulisan ini adalah kreatif dalam hal mengurangi pengangguran dan menambah pemasukan melalui bisnis perdagangan. Dalam ilmu ekonomi, bisnis perdagangan adalah suatu organisasi yang menjual atau beli barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. 
Berdagang  dapat di lakukan oleh siapa saja. Mulai dari anak sekolah, mahasiswa, sampai orang tua. Anak sekolah dan mahasiswa biasanya berdagang melalui koperasi. Ibu-ibu PKK pun kebanyakan juga memiliki koperasi. Berdagang dapat dilakukan dalam skala kecil maupun skala besar. Untuk skala kecil berdagang biasanya dilakukan secara individu, seperti mendirikan warung, berdagang makanan di pinggir jalan, dll. Untuk Skala besar, berdagang dapat dilakukan di toko-toko besar atau swalayan dengan mempekerjakan beberapa karyawan.
Kegiatan jual beli ini sangat menguntungkan. Selain menambah pemasukan, tentunya akan mengurangi pengangguran. Namun, kebanyakan orang memilih untuk tidak mencoba bisnis ini karena tidak punya modal dan takut bangkrut. Tetapi untuk saat ini modal tentunya bukan masalah lagi, karena banyak bank maupun koperasi yang menawarkan pinjaman modal usahaha. Kalau masalah bangkrut, tentunya sangat mungkin untuk dilakukan pencegahan. Selain dengan pelayanan yang baik terhadap konsumen, kebangkrutan dapat dihindari dengan ilmu matematika. Melalui ilmu ini penjual akan dapat menentukan laba, membuat diskon dan menentukan untung rugi dalam melakukan penjualan barang. Rumus-rumus tersebut antara lain:
a)      Laba
Sebelum melakukan penjualan, penjual ber hak menentukan berapa persen
laba yang ingin mereka dapatkan. Namun, jangan mengambil laba terlalu banyak, karena hal ini akan mempengaruhi ketertarikan konsumen untuk membeli barang di tempat tersebut. Menentukan laba dapat dilakukan melalui kesepakatan dengan pedagang lain untuk barang-barang tertentu, seperti sembako. Namun untuk barang-barang seperti sepatu, tas, baju, atau barang buatan sendiri, kita akan lebih bebas menentukan laba. Jika menghendaki laba yang lebih banyak lagi, disarankan untuk membeli barang yang akan dijual dalam jumlah besar. Laba dapat di hitung dengan rumus:
Laba = % laba yang akan diambil x harga pembelian atau biaya      pembuatan.
Cotoh:
1)      Ibu Ani membeli sepatu dengan harga Rp 100.000,00. Sepatu tersebut nantinya akan dijual lagi di tokonya. Ibu Ani menghendaki untung 25% dari harga belinya. Maka, yang harus dilakukan Ibu Ani adalah menghitung berapa rupiah laba tersebut dengan menggunakan rumus di atas, seperti berikut:
Laba = % laba yang akan diambil x harga beli
         = 25%  x  Rp 100.000,00
                = Rp 25.000,00
Jadi, harga jual nya =  harga beli + laba
                                              =  Rp 100.00,00 + Rp 25.000,00
                                  =  Rp 125.000,00
Sehingga, jika Ibu Ani menginginkan laba 25%, maka sepatu tersebut harus dijual dengan harga Rp 125.000,00.
2)      Contoh yang ke dua adalah perhitungan laba yang biasa digunakan oleh masyarakat awam. Mereka lebih sering menghendaki menghitung berapa rupiah untung yang akan diambil dari pada berhitung menggunakan persen. Dalam kasus ini, pedagang membeli barang dalam jumlah banyak dan ingin menentukan berapa harga penjualan setiap barang agar memperoleh laba yang diinginkan. Contoh:
Seorang pedagang membeli 20 buah boneka dengan harga Rp 400.000,00. Pedagang tersebut menghendaki untung sebesar Rp 80.000,00. Namun, Ia bingung menentukan harga jual setiap 1 boneka.
Untuk kasus seperti di atas, pertama-tama kita tentukan harga jual keseluruhan boneka beserta labanya.
Harga penjualan seluruhnya = harga beli + laba
                                                 = Rp 400.000,00 + Rp 80.000,00
                                                 = Rp 480.000,00
Setelah itu, tentukan harga jual setiap barang, dengan rumus:
Harga jual setiap barang = harga penjualan seluruhnya : jumlah barang
                                                = Rp 480.000,00 : 20
                                                = Rp 24.000,00
Jadi, jika pedagang tersebut menginginkan laba sebesar Rp 80.000,00, maka ia harus menjual setiap boneka dengan harga Rp 24.000,00

b)     Diskon
Diskon adalahh......................................................


c)      Untung dan Rugi
Setiap hari atau setiap satu minggu sekali pedagang diharuskan menghitung untung dan rugi dalam kurun waktu tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya kerugian yang disebabkan oleh kesalahan-kesalahan yang tidak disadari.  Jika terjadi kesalahan yang berkelanjutan, maka pedagang akan mengalami banyak kerugian. Cara menghitung untung dan rugi adalah sebagai berikut:
Untung = harga penjualan – harga pembelian
Rugi     =  harga pembelian – harga penjualan
Contoh:
Pak Ari mengeluarkan modal untuk membuat kue sebesar Rp250.000,00 . kue tersebut berjumlah 5 toples. Pak Ari menjualnya denganhaga Rp 60.000/ toples. Apakah pak Ari memperoleh  keuntungan?
Jawab:
Untuk  mengetahui untung atau rugi, maka yang pertama dilakukan adalah menghitung harga jual seluruh kue.
Harga jual seluruhnya = Rp 60.000,00 X 5
                                    = Rp 300.000,00
Setelah itu, menghitung keuntungan. Dalam kasus ini, harga pembelian barang adalah modal yang dikeluarkan Pak Ari untuk membuat kue.
Keuntungan = Rp 300.000,00 – Rp 250.000
                     = Rp 50.000,00
Jadi, keuntungan yang diperoleh Pak Ari adalah  Rp 50.000,00. Tetapi Pak Ari lupa, kalau dalam memproduksi kue ia memerlukan listrik untuk mengmanggang dan mencampur adonan kue. Selain itu, Pak Ari juga lupa menghitung biaya transport untuk memindahkan kue dari rumah produksi ke tokonya. Keseluruhan biaya tersebut ternyata lebih dari Rp 50.000,00. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Pak Ari mengalami kerugian.
Dari contoh kejadian di atas, maka pedagang dituntut untuk cermat dalam melakukan perhitungan. Untuk menentukan modal, jangan hanya menghitung modal yang terlihat saja. Namun modal tak terlihat seperti biaya transport, biaya listrik dan biaya untuk gaji karyawanpun harus dimasukkan dalam perhitunag modal.

Jika dikelola dengan benar bisnis perdagangan merupakan salah satu upaya kreatif untuk memperoleh tambahan penghasilan dan mengurangi pengangguran. Berbagai pertimbangan dalam menentukan laba, diskon dan untung rugi dapat dilakukan dengan rumus matematika. Sehingga jangan takut mengalami kerugian, karena matematika akan membantu dalam melakukan pertimbangan-pertimbangan untuk menentukan harga barang. Lebih kretif lagi jika barang yang kita perdagangkan adalah buatan sendiri.




Daftar Pustaka

Subroto, sugijono. 2002. Matematika untuk SMP kelas VII. Jakarta: Erlangga
Tempo.com

Disusun oleh : Rita Suryani..



0 komentar :

Posting Komentar