The Nature of Teaching Learning Processes
Berikut ini adalah refleksi dari sebuah artikel dengan judul "The Nature of Learning Process" yang ditulis
oleh Prof. Dr. Marsigit,
M.A yang dimuat di http://powermathematics.blogspot.com
Proses
pembelajaran khususnya pembelajaran matematika yang baik, adalah pembelajaran
yang dapat mengoptimalkan fungsi berbagai macam alat indra “multi indrawi”. Seperti
yang kita ketahui bahwa, jika kita melihat sesuatu, kita mungkin akan lebih
mengingatnya dibandingkan jika kita hanya mendengarkan pendeskripsiannya. Selain
itu, kita juga akan lebih mengerti sesuatu jika kita mempraktikkannya daripada
hanya mendengarkan teorinya. Hal ini sependapat dengan von Glasersfeld, 1995 in
Brown ( 1997) bahwa konstruktivitas lebih terfokus pada pemahaman individu
terhadap tugas matematika yang mereka hadapi.
Pendidik
sering menggunakan istilah “tradisional” dan “progresif” dalam menggambarkan
proses belajar mengajar. Istilah “tradisional” mengacu pada proses belajar
mengajar yang terpusat pada guru, guru mendominasi, terjadi transfer ilmu,
konvensional, dan formal. Istilah proggresif mengacu pada poses pembelajaran
yang terpusat pada anak, modern, innovative, dan anak lebih aktif. kurang
jelasnya pendeskripsian kedua istlah tersebut menyebabkan berbagai retorika yang
menyesatkan. Berbagai penelitian telah dilakukan oleh para ahli mengenai kedua
istilah tersebut dan penerapannya di Inggris, salah satunya adalah Bennett
(1976) menemukan bukti bahwa istilah longgar 'tradisional' dan 'progresif'
adalah simbol dari konflik yang mendalam tentang beberapa tujuan pendidikan.
Secara khusus, Paul Ernest (1994) menguraikan masalah pendidikan matematika
sebagai berikut:
a.
Pedagogi matematika
Pendekatan masalah menganai penelitian matematika
dibandingkan dengan pendekatan tradisional, rutin atau ekspositoris.
b.
Teknologi dalam pengajaran matematika
Haruskah menggunakan tekhnologi seperti kalkulator
atau komputer dalam pembelajaran matematika? atau justru akan mengganggu
belajar siswa?
c.
Matematika dan simbolisasi
Haruskah matematika diajarkan dengan simbolisasi
formal?
d.
Matematika dan budaya
Apakah matematika tradisional diajarkan dengan tugas-tugas
formal dan masalah menjadi dasar kurikulum, atau harus itu disajikan dalam
realistis, konteks otentik, atau ethnomathematical "?
0 komentar :
Posting Komentar